Diam pun Bisa Menangis Karya: Inarwati S.Pd
By Admin - Juni 21, 2025
Naskah ini telah lolos kurasi dan diterbitkan ke dalam buku yang berjudul "Noctellar"
Noctellar: Puisi untuk Semua Malam di Tahun Ini
adalah kumpulan puisi pilihan dari para peserta Lomba Menulis Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh Bintang Nasional dan diterbitkan oleh Yumei Media Utama.
PUISI 3
Diam pun Bisa Menangis
Karya: Inarwati S.Pd
Dalam hening yang tak terucap kata,
Ada luka yang sulit dijelaskan nada.
Bibir mengunci seluruh duka,
Tapi mata menyuarakan segalanya.
Langit kelabu tak selalu hujan,
Kadang hanya menahan kesedihan diam-diam.
Begitu pula hati yang kelam,
Tak selalu berteriak saat tertimpa beban malam.
Tak semua tangis datang bersuara,
Kadang ia sembunyi di balik tawa.
Menyesap pelan dalam dada,
Membasahi jiwa tanpa air mata.
Ada rindu yang tak bisa dipanggil,
Ada nama yang sulit dielakkan dari batin.
Semesta pun ikut memanggil,
Saat sunyi menjadi paling rajin.
Kita belajar menjadi kuat dari luka,
Namun siapa yang peduli pada yang diam saja?
Sebab tangisan tanpa gema,
Tak terlihat, tak terdengar—namun nyata.
Dalam diam ada jerit sunyi,
Yang tak terhitung oleh manusia ramai.
Ia tenggelam dalam peluk bumi,
Menunggu waktu untuk kembali damai.
Tatapan kosong bukan berarti tenang,
Seringkali itu jerit paling lantang.
Karena diam adalah bahasa bimbang,
Yang tak sanggup melawan kenyataan terang.
Bayang-bayang pun bisa lelah berjalan,
Saat cahaya terus meninggalkan.
Begitu pula hati yang dipaksakan,
Akan pecah meski tak diperlihatkan.
Jangan anggap sepi itu tak berisi,
Ia penuh kata yang enggan ditumpahi.
Maka peluklah mereka yang sembunyi,
Sebab bisa jadi mereka tengah menangisi diri.
Karena diam pun bisa menangis,
Di ruang terdalam, ia meringis.
Tanpa suara, tanpa tangis,
Namun luka tetap terasa manis dan tragis.
0 comments
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.