Rona Amerta Karya Jesslyn Irman
By Admin - Juni 21, 2025
Naskah ini telah lolos kurasi dan diterbitkan ke dalam buku yang berjudul "Noctellar"
Noctellar: Puisi untuk Semua Malam di Tahun Ini
adalah kumpulan puisi pilihan dari para peserta Lomba Menulis Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh Bintang Nasional dan diterbitkan oleh Yumei Media Utama.
Rona Amerta
Karya Jesslyn Irman
Inilah dia si Rona Amerta
Anak Garuda yang membawa pancawarna Nusantara dalam genggamannya
Rambut panjangnya berurai hitam dihiasi janger emas dengan puspa pesona
Bibirnya semerah Asoka muda
Kecantikannya mewakili sejuta ragam aliran Dwipantara
Gaunnya dihiasi lembutnya mega mendung senja dengan gemerlap aksen emas
Setiap langkah kakinya berani layaknya Reog Ponorogo
Kehadirannya mengalunkan iringan Gamelan Jawa
Tariannya molek gemulai seperti Ronggeng namun juga kaku layaknya wayang Jawa
Keberadaannya selalu menjadi ilham bagi siapapun yang bermimpi padanya
Kelembutannya mengukir hati manusia seperti kayu jepara
Keanggunannya telah menemani putra-putri Nusantara ribuan kala
Namun matanya yang tajam bak Garuda kini berurai air mata
Kibaran selendangnya mengalurkan kesedihan mendalam
Sayap-sayapnya patah dan layu, warnanya luntur tak secerah dulu
Tariannya tak lagi bebas dan indah, namun penuh rasa kecewa
Ia telah dilupakan masa dan dianiaya manusia modern
Mereka yang bermimpi padanya sudah lapuk termakan usia
Serunai panjangnya tak lagi terdengar di telinga kawula
Hanya ada isak tangis yang dari kedalaman hutan belaka
Ia memeluk erat merah putih sakti dalam dekapannya
Apakah benar keturunan bumiputra sudah tak lagi mengingat namanya?
Bukankah dulu anak-anak dengan sejuta impian selalu menemani kesehariannya?
Tapi ia tak akan pernah menyerah demi masa depan tanah air kelahirannya
Rona Amerta menatap tajam ke angkasa
Ia menaburkan berkat bagi mereka yang tak punya harapan dan takut bermimpi
Ia menumbuhkan semangat berekspresi dalam kehampaan sanubari generasi muda
Ia berharap akan banyak mata yang terbuka lagi bagi dirinya
Kembali ke masa dimana arek-arek pribumi dapat berekspresi tanpa terkekang stigma
Satu mata terbuka baginya
Seorang gadis muda yang melihat dunia dari sudut pandang berbeda
Dia yang berani untuk bermimpi tanpa takut akan kejamnya dunia
Rona Amerta kembali tersenyum seperti dulu kala
Dua, tiga, empat mata terbuka baginya
Perlahan dunia kembali pulih seperti seharusnya
Namun kelompok kecil ini tak kan mampu melawan dunia yang keji
Perjuangan ini bukanlah pergulatan yang bisa ia menangkan sendiri
Rona Amerta perlu jauh lebih banyak orang lagi yang sadar akan kehadirannya
Semoga kelak bangsa ini dapat lebih mengapresiasi segala bentuk kesenian berekspresi
Dan impian seseorang tak kan pernah dianggap remeh oleh siapapun lagi
Begitulah harapannya"
0 comments
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.