Nurul hidayah lubis Rindu yang membatu
By Admin - Juni 21, 2025
Naskah ini telah lolos kurasi dan diterbitkan ke dalam buku yang berjudul "Noctellar"
Noctellar: Puisi untuk Semua Malam di Tahun Ini
adalah kumpulan puisi pilihan dari para peserta Lomba Menulis Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh Bintang Nasional dan diterbitkan oleh Yumei Media Utama.
Nurul hidayah lubis
Rindu yang membatu
Aku duduk di tepi malam,
bak orang tua lupa jalan pulang.
Ruang ini hampa, gelap menyesakkan.
Tak ada hadirmu disana.
Apakah kau mendengarnya?
Hatiku menggigil, dingin diterkam sunyi.
Banyak hal hilang ditelan masa,
Tapi rindu ini tak luput bersamanya.
Sang rindu keras membatu
di dalam dada yang tak lagi kau ketuk.
Apakah kau lupa?
Kau pernah jadi mentari dimataku.
Hangat, tak terbantah.
Tertawa pecahkan gelap,
kau genggam aku erat.
Dan kini?
Kita jadi dua makhluk tak saling kenal
Menjadi dua kenangan
yang terasing di buku harian semesta.
Aku meronta di dalam doa
yang tak kau sambut lagi.
Aku menggali dalam-dalam senyummu
di antara reruntuhan hari yang kau tinggalkan.
Apakah kau tahu?
Aku berjalan dengan bayangmu di punggung,
Memanggul tawa yang tak lagi bersuara.
Kau pergi...
Dan dunia tak runtuh,
Tapi aku patah perlahan.
Aku berbicara dengan sunyi,
mencari suaramu dalam gema
dan yang kutemukan hanyalah namamu
yang retak di ujung lidah.
Bagai kata dan makna yang pernah serasi
Lalu mati.
Kita masih hidup,
masih di bumi yang sama.
Tapi antara kita terbentang
jurang tak kasat mata.
Tak dapat dijembatani lagi.
Bahkan sekedar melihatpun
kita tak dapat menoleh lagi.
Dan aku diam.
rindu ini meredam,
tak padam.
Bisu menelan sedu sedan.
"
0 comments
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.