Nurmayati Ariefa Ilhami Lentera Ilmu di Lorong Waktu

By Admin - Juni 21, 2025


Naskah ini telah lolos kurasi dan diterbitkan ke dalam buku yang berjudul "Noctellar

Noctellar: Puisi untuk Semua Malam di Tahun Ini

adalah kumpulan puisi pilihan dari para peserta Lomba Menulis Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh Bintang Nasional dan diterbitkan oleh Yumei Media Utama.


Nurmayati Ariefa Ilhami
Lentera Ilmu di Lorong Waktu

Di lorong waktu yang tak pernah henti,
terdengar detak langkah-langkah kecil,
menuju ruang penuh makna dan janji,
tempat masa depan mulai ditulis dengan tekad yang cekal.

Dinding-dinding tua sekolah bersaksi,
tentang tawa dan air mata yang pernah ada,
tentang murid-murid yang dahulu sunyi,
kini menembus batas langit cita.

Pendidikan bukan sekadar angka dan nilai,
tapi tentang cahaya yang tumbuh dalam dada,
tentang keberanian bertanya pada dunia,
dan kesabaran menjawabnya dengan logika.

Guru bukan sekadar pengajar semata,
tapi penjaga api yang tak boleh padam,
yang menyulut semangat dari luka,
yang menyemai harapan meski dunia kelam.

Buku-buku tua yang penuh debu,
menyimpan ribuan dunia di dalamnya,
membuka jendela bagi yang ingin tahu,
menuntun jiwa yang haus makna.

Anak-anak kecil yang duduk bersila,
dengan mata penuh ingin tahu dan gelisah,
mereka adalah benih masa depan kita,
yang harus dirawat dengan cinta, bukan amarah.

Tak mudah memang menempuh jalan ini,
berliku, penuh ujian dan rintangan,
tapi pendidikan adalah janji suci,
bahwa setiap insan berhak pada kehidupan.

Tak semua ruang kelas berdinding bata,
ada yang beratap langit, beralaskan tanah,
tapi semangat tak pernah patah,
karena ilmu tak pernah kenal lelah.

Negeri ini butuh lebih dari sekadar janji,
butuh perhatian, dedikasi, dan hati,
agar pendidikan bukan mimpi tinggi,
melainkan jembatan menuju hak sejati.

Wahai mereka yang duduk di singgasana,
dengarlah suara-suara kecil dari desa,
mereka ingin belajar, ingin tahu dunia,
berilah mereka kesempatan yang sama.

Karena pendidikan adalah hak, bukan hadiah,
adalah cahaya, bukan sekadar lentera,
ia mengubah gelap menjadi arah,
mengubah bisu menjadi suara.

Di ujung lorong itu nanti,
akan lahir pemimpin, penyair, dan petani,
yang lahir dari kelas sederhana ini,
dengan ilmu sebagai pelita abadi."




  • Share:

You Might Also Like

0 comments