Naskah ini telah lolos kurasi dan diterbitkan ke dalam buku yang berjudul "Noctellar

Noctellar: Puisi untuk Semua Malam di Tahun Ini

adalah kumpulan puisi pilihan dari para peserta Lomba Menulis Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh Bintang Nasional dan diterbitkan oleh Yumei Media Utama.


Balada Mesin Dan Kota Yang Bisu
Karya Zarir Andafa


Kudorong tuas gas perlahan,  
menyatu dengan desah mesin 150cc  
yang bernyanyi dalam bahasa piston dan oli bekas
Ini bukan sekedar perjalanan
Ini ritual penyepian di tengah keramaian,  
di mana jalan raya menjadi biara  
dan helmku adalah tudung rahib

Kupeluk lekuk jalanan seperti memahami tubuh kekasih,  
menikmati setiap tonjolan aspal yang menggetarkan tulang rusuk besi
Lampu-lampu kota berkedip seperti bintang palsu,  
menyinari wajah-wajah asing di halte bus  
yang tak pernah mengerti  
kenapa senyumku mengembang  
di balik kaca helm yang berembun?

Aku adalah kartografer jalan tikus,  
mencatat setiap gang sempit yang tak tercantum di peta digital
Bau gorengan dari warung tenda,  
desingan angin di sela-sela gedung
guncangan rel kereta yang terasa di ban belakang
semua kuarsipkan dalam kenangan  
yang tak bisa kubagi dengan siapapun.  

Malam ini speedometer adalah altar tempat kuberdoa,  
jarumnya bergerak antara 40-60 km/jam
sebuah tempo sempurna untuk melantunkan puisi urban:  
"Lihatlah bagaimana spion membelokkan realitas, menjadi bingkai sempit untuk dunia  
yang terus mengejarmu tapi tak pernah benar-benar mencapaimu."  

Bensin setengah tangki cukup untuk sampai ke ujung pelarian,  
di mana lampu-lampu kota berakhir  
dan bintang-bintang asli mulai muncul
Di sanalah kuberhenti,  
menghisap rokok sebatang  
sementara mesin yang masih panas  
berdetak seperti jantung kelelawar
ritme sunyi yang hanya kami berdua mengerti