Naskah ini telah lolos kurasi dan diterbitkan ke dalam buku yang berjudul "Noctellar

Noctellar: Puisi untuk Semua Malam di Tahun Ini

adalah kumpulan puisi pilihan dari para peserta Lomba Menulis Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh Bintang Nasional dan diterbitkan oleh Yumei Media Utama.


Aliyatul Maghfiroh
"EPISODE PALING MENYERAMKAN"

 
Episode paling menyeramkan dalam rumah tangga,
Bukan teriakan atau pecahan kaca,
Melainkan sunyi yang diam membeku,
Saat cinta menjadi tamu yang tak diundang waktu.

Ia mendekat perlahan bagai bayang,
Bukan karena rindu atau sayang,
Hanya saat hasratnya bangkit dari tidur,
Lalu pergi lagi, hilang bagai kabut subuh yang surut.

Ciuman yang dulu penuh makna,
Kini hanya isyarat bahwa aku tersedia,
Bukan karena dia mencintai kehadiran,
Tapi karena tubuhku adalah pelarian.

Tanganku yang dulu digenggam erat,
Kini hanya alat, bukan tempat hangat,
Aku bukan lagi rumah yang dirindukan,
Hanya persinggahan saat gairah datang.

Dia lebih sering tersenyum pada layar,
Daripada menatap mataku yang gentar,
Obrolan kami dikalahkan notifikasi,
Pelukanku kalah dengan berita selebriti.

Aku bicara, tapi suaraku menabrak dinding,
Ia mengangguk, tapi pikirannya menghilang,
Bibirnya sibuk mengetik pesan orang asing,
Sementara jiwaku perlahan menghilang.


Katanya ini fase, katanya hanya lelah,
Tapi kapan cinta hadir tanpa gelisah?
Kapan aku dipandang tanpa motif belakang,
Tanpa niat tersembunyi di balik tenang?

Aku rindu dipeluk tanpa pamrih,
Diraba hatiku, bukan tubuhku yang bersih,
Dihargai sebagai teman sejiwa,
Bukan sekadar pemadam bara asmara.

Tidur sekasur namun terasa sendiri,
Langit-langit kamar jadi saksi sunyi,
Bahwa luka tak selalu berdarah,
Kadang hanya diam yang teramat parah.

Ini bukan drama, ini nyata terjadi,
Ketika cinta hanya tinggal rutinitas basi,
Dan suami yang dulu kusebut rumah,
Kini menjelma asing... bahkan dalam peluk dan cium yang ramah.
"