Naskah ini telah lolos kurasi dan diterbitkan ke dalam buku yang berjudul "Noctellar

Noctellar: Puisi untuk Semua Malam di Tahun Ini

adalah kumpulan puisi pilihan dari para peserta Lomba Menulis Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh Bintang Nasional dan diterbitkan oleh Yumei Media Utama.


Rina Silvana
Beranjak

Duduk termenung di sebuah kota dalam balutan keramaian
Memperhatikan setiap gerak langkah datang dan perginya pribumi yang berlalu lalang
Helaan nafas terdengar dari sang gadis  melawan isak tangis dalam lamunan 
Tentang cerita singkat penuh tanya dalam ingatan

Tentang dia
Tuan yang mampu merebut hati dikala dunia tak ingin kembali, memikat jiwa hingga mampu mengepakan sayapnya lagi
Namun ternyata ia menjadi semu bagai bayangan yang tak pernah bisa tergenggam

Senyumannya kala itu terbayang
Wajah sendu, gerak langkah kakinya terdengar seakan samar
""Apa kabarmu tuan? 
Tampaknya kau baik-baik saja setelah genggamanku kau lepas"" gumamku

Ia hilang? tentu tidak
Ada dalam luasnya cakrawala, namun  tidak pernah menoleh dan berkata
Mengapa tuan? 
Pergimu menyisakan sesak didada, memberi luka dihati yang lebam
Tak karuan rasanya
Namun fatamorgana akhirnya

Nona itu sangat rupawan
Bersolek dengan pakaian anggun yang menarik jiwa setiap insan
Kemayu tampaknya
Merayu mu hingga melepasku adalah pilihan

Hembusan angin kala itu menampar pipi yang tampak kemerahan
Melihat baskara yang mulai pamit menemani jiwa yang sendu memberi gumam dalam benak
 ""Lembayung itu indah, namun akan tampak memudar membawa ruang legam dalam kegelapan""

Semua sudah usai hingga tak akan ada tegur sapa yang tertuai
""Abadilah dalam keasingan ini tuan""
Hanya sang waktu yang akan mampu menghapus riuhnya diri dalam balutan bayang

Namun jiwa akan tetap berjalan 
walau merangkak itu menjadi pilihan
Tidak diam namun beranjak perlahan meninggalkan sebuah cerita perpisahan Hingga diri kembali berlari menari merayakan serpihan luka yang kian memudar.

-18 Juni 2025"