Ana Astuti Ningrum 366 Cerita

By Admin - Juni 21, 2025


Naskah ini telah lolos kurasi dan diterbitkan ke dalam buku yang berjudul "Noctellar

Noctellar: Puisi untuk Semua Malam di Tahun Ini

adalah kumpulan puisi pilihan dari para peserta Lomba Menulis Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh Bintang Nasional dan diterbitkan oleh Yumei Media Utama.


Ana Astuti Ningrum
366 Cerita

Senin,
Duduk tenang, termenung, menunggu waktu
Memandang jauh ke depan, bersamamu
Mencari jawaban dalam, apakah perlu resolusi baru?
Diriku terus berdialog dengan perkara tak tentu
Hingga melodi penyambutan mengacaukan anekdot kelabu

Selasa,
Duduk mengobrol menunggu hujan
Menceritakan kisah beberapa insan
Mengulik detail memori di masa silam
Menebak masa depan bak cenayang
Hingga awan menghilang, kami berhenti tertawa riang

Rabu,
Duduk memperhatikan, menunggu kemacetan
Selisik demi selisik, interior bus tersematkan dalam pikiran
Aku tercengang, pramudi itu benar perempuan
Hingga tempat pemberhentian, tak berhenti kagum pada kegigihan

Kamis,
Duduk meratapi, menunggu ingatan kembali
Memejamkan mata, berdialog bersama diri
Perkara apa yang akhirnya telah dilalui?
Bersama dengan Grisea, sang jiwa ikut mencari
Hingga jemu, dialog buntu, ingatan tak bertemu

Jumat,
Duduk di belakang, menunggu Pelangi
Bulevar panjang tak akan menghalangi
Diiringi huru hara jalanan, sel kerucut ini menikmati
Lensa menangkap agar ia tak sungkan berlari
Hingga gelap menyerang, pertanda pemisahan hati

Sabtu,
Duduk di bangku, menunggu detik cinta
Menenun kata-kata dengan benang doa
Bangku menjadi panggung, saatnya beretorika
Segelintir kuping menerima, lainnya sibuk berbicara
Hingga angin menjadi penulis, mencoret afirmasi di langit jingga

Minggu,
Duduk terdiam, menunggu esok
Jarum jam merangkak, mengukur langkah usia
Selamat bertarung melawan kekosongan yang terus bertanya
Hingga pintu terbuka, kekuatan baru memasuki cinta

Esok,
Kali ini aku berdiri
Siap meninggalkan bangku ini
Terima kasih telah menyimak 7 cerita
Sisanya biarlah mengalun pada irama sonata
Tolong jangan membangunkan ilustra
Agar dapat fokus pada cahaya prospekta
Maaf atas kekuatan kata yang memaksa mendengar sekaligus diam
Biarlah aku menanggung beban dosa

Ende,
Perkara tak tentu itu kini berlalu

Pada tempat di mana terdapat air dan oksigen,
penghujung tahun 2024
Penuh cinta, ana





  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.