Penjaga Jiwa Masruswian

By Admin - Juni 21, 2025


Naskah ini telah lolos kurasi dan diterbitkan ke dalam buku yang berjudul "Noctellar

Noctellar: Puisi untuk Semua Malam di Tahun Ini

adalah kumpulan puisi pilihan dari para peserta Lomba Menulis Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh Bintang Nasional dan diterbitkan oleh Yumei Media Utama.



Penjaga Jiwa
Masruswian

Aku tak pernah berniat jadi matahari
Tapi aku rela terbakar agar kau tidak membeku
Aku tak selalu tahu arah
Tapi aku berdiri di simpang paling sunyi
Agar kau tahu 
Ada yang tetap menunggu
Meski kau tak selalu pulang

Aku adalah penjaga jiwa
Yang hadir tak untuk mengubahmu
Hanya ingin menjadi tempat luka tak perlu merasa malu

Aku diam, tapi mendengarkan
Aku rapuh, tapi menyangga
Aku terluka, tapi tetap memilih menjadi pelipur

Dan kadang
Yang kuberi bukan jawaban
Melainkan pelukan diam
Yang tak menghakimi pertanyaanmu

Di matamu, mungkin aku biasa saja
Kadang menjengkelkan, kadang terlalu banyak bicara
Tapi doaku paling sunyi
Pernah menyebut namamu
Diantara sepertiga malam yang tak bersuara


Aku tahu, menjaga tak selalu dihargai
Dan yang mengayomi kadang dicurigai
Tapi aku tak menuntut dipahami
Cukup diberi ruang untuk tak selalu kuat

Karena penjaga jiwa pun
Punya hari-hari di mana ia ingin menjadi yang dijaga
Punya peluh yang disembunyikan
Di balik senyum yang tak minta dibalas

Dan bila suatu hari aku memilih diam
Bukan berarti aku berhenti peduli
Hanya saja, mungkin jiwaku sedang duduk sebentar
Di tepi sunyi yang tak sempat kutengok
Karena terlalu sering menjadi tempat berlabuh
Bagi semua kapal yang karam

Aku hanya ingin kau tahu
Aku tidak sempurna
Tapi aku memilih mencintai dengan cara sederhana
Menjagamu, meski harus hilang perlahan
Tanpa kau sadari

Barabai, 29 Juni 2025
BIODATA PENULIS
MASRUSWIAN lahir di Barabai pada 7 Desember 1982. Pernah aktif menuls cerita Si Palui di SKH Banjarmasin Post (1999-2005). Pendiri Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Barabai (2001). Pimpinan redaksi pada tabloid suara murakata Pemkab. HST, konseptor pidato Bupati HST (2017-2019). Buku yang pernah diterbitkan Kebudayaan Suku Banjar (2000). Karya terdapat di antologi bersama dari lokal hingga nasional, Pemenang Cipta Puisi ASKS XV  Tafsir Laut dan Kota di Mata Ibu” (2018), Semerbak Hutan Seharum Ombak (2019), Bunga Rampai Puisi Penyair HST “Dundang Parisj Van Borneo” (2019), “Riuh Imaji di Tengah Pandemi (2020), Ruang Stereo Misteri Manusia (2020), Antologi Puisi nasional Pengembara Rindu (2020), Laut Membaca Laut (2021), Mambangkit Batang Tarandam Wawaris Juriat Banua (2021), Antologi Puisi Nasional “Sajak Sendu di Musim Rindu” (2022). Antologi Puisi Nasional ""Musim Gerimis Melanda Aksara"" (2023). Antologi Puisi ""Menatah Kata di Ranah Murakata"" (2023). Karya cerita rakyat yang terangkum dalam antologi bersama, Cerita Rakyat Kalimantan Selatan Berbahasa Daerah dan Indonesia (2021), Maranting Marga Kamirawaan Bulan Gugur di Asuhan Datu Kandang Haji (2021), “Antologi 31 Cerita Anak berbahasa Banjar dan Indonesia” (2022), Antologi Cerpen “Memeta Sejarah dan Budaya melalui Kisah” (2023) Juara 1 Cipta Puisi Tingkat Nasional (2021), Juara 1 Cipta Puisi Nasional (2022), penulis lirik lagu Mars dan Hymne HST. Saat ini menjabat wakil ketua Dewan Kesenian HST, sekretaris Kerukunan Sastrawan HST, pembina Forum Lingkar Pena (FLP) HST, pembina Komunitas Pegiat Literasi Murakata. Pria yang beralamat di Jl. Antasan Mualimin Desa Benawa Tengah  Barabai 71315 - HST ini bekerja seorang PNS sebagai Kasi Kesenian dan Kebudayaan Dinas Pendidikan Kab. HST. HP/WA. 081346056556 Email.masruzindigo@gmail.com







  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.