Elrani Lumbantungkup Puisi 3 SATU JAM MENUJU BINJAI
By Admin - Juni 21, 2025
Naskah ini telah lolos kurasi dan diterbitkan ke dalam buku yang berjudul "Noctellar"
Noctellar: Puisi untuk Semua Malam di Tahun Ini
adalah kumpulan puisi pilihan dari para peserta Lomba Menulis Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh Bintang Nasional dan diterbitkan oleh Yumei Media Utama.
Elrani Lumbantungkup
Puisi 3
SATU JAM MENUJU BINJAI
Mengapa kalau hujan yang turun adalah air?
Sebab jika yang turun adalah batu, maka kita akan mati bukan?
Aku pun turut ragu mengapa kau sengaja menjebakku dalam larik itu.
Mengapa kalau hujan, yang turun adalah air?
Sebab jika yang turun adalah emas, manusia tidak akan lelah mencari uang sehingga jalanan macet sampai sore.
Ternyata aku masih terjebak.
Mengapa kalau hujan yang turun adalah air?
Adanya uap air dari awan di atmosfer bukan? Aku tak mungkin salah.
Jika kau telah bosan dengan hujan, maka kita akan membuatnya menjadi makanan.
Bagaimana hujan bisa menjadi makananan? Jawabku.
Kau bilang aku terlalu keras berpikir, terlalu jauh sampai jatuh.
Hujan adalah makanan, lihat gorengan di tanganmu. Itu dari hujan.
Mengapa kalau hujan, yang turun adalah air?
Tanya saja pada zaman renaissance
Tapi jangan coba meninggalkan Tuhan
Nanti Dia merajuk dan balas dendam.
Kita naik kereta api jurusan Binjai
Dua abad kita tinggal di sana.
Abad 14 sampai 16 sudah cukup untuk mengetahui mengapa kalau hujan yang turun adalah air?
Tentu saja tidak, karena aku tau kau terlalu banyak omong kosong.
Lalu mengapa kalau hujan yang turun adalah air?
Begini,
Sebab jika yang turun adalah kau, aku bingung akan memeluk yang mana.
Aku tak setuju, jika kau tulis aku di larik itu.
Sebab orang-orang akan membunuh kita.
Kau tau kan pikiran mereka adalah neraka
Kalau dilawan dengan perang, menurutmu akan menang?
Kita harus berlatih lebih keras agar kekar
Jarang-jarang aku tau pria buncit sepertimu ikut perang.
Tuhan tak asyik membuat kita terlalu rumit.
Kau mengeluh seperti orang bodoh.
Siapa suruh kau mencintaiku?
Mengapa kalau malam, yang gelap adalah langit?
Sebab jika yang gelap adalah kau
Aku bingung akan mencarimu dimana.
Aku sudah lihai bicara sepertimu.
Kalau sudah begini, ingin sekali rasanya menyanyikan lagu serta mulia milik Sal priadi
Bukan karena tak sabar menunggu hari ulang tahunmu.
Hanya sedang merasa mungkin bahwa kita akan saling mendapatkan
Kalaupun ini hari ulang tahunmu,
Aku tak punya hadiah kecuali puisi
Itupun puisi tahun lalu.
Aku pun tak ingin menjadi hujan.
Aku ingin seperti cleopatra,
Aku ingin menjadi penguasa di kerajaanmu, bukan mesir kuno.
Ingin digila tapi inginku hanya kau.
Ketampanan yang kau punya tak kalah memabukkan dibanding antoni dan bar mereka.
Jangan terlalu percaya, sebab aku sedang berbohong.
Lalu,
Mengapa kalau malam yang gelap adalah langit?
Jangan terlalu banyak menuntut, pekerjaanku tidak hanya mencintai dan merinduimu.
0 comments
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.