Naskah ini telah lolos kurasi dan diterbitkan ke dalam buku yang berjudul "Noctellar

Noctellar: Puisi untuk Semua Malam di Tahun Ini

adalah kumpulan puisi pilihan dari para peserta Lomba Menulis Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh Bintang Nasional dan diterbitkan oleh Yumei Media Utama.


IHYA ULUMUDDIN
Tuhan dan Pemerintah

Kulihat negeri ini terjerat benang serakah
Manusia menyembah kursi tanpa arah
Yang diagungkan bukan pemilik semesta yang megah
Tapi lencana lusuh yang membius marwah

Mereka tunduk pada palu berkaca kuasa
Takut pada surat, takut pada tinta negara
Namun sujudnya pada Tuhan hanya basa-basi saja
Dahinya kaku, hatinya hampa dalam dusta

Ada yang menjilat demi selembar wewenang 
Menggadai iman demi senyum petinggi garang
Andaikan jabatannya runtuh atau negeri terkena perang
Mereka maki langit, seraya pura-pura malang

Kupintal kisah ini dari jendela hati
Melihat banyak saudara menjual nurani dengan gengsi
Mereka berkhotbah soal adab dan bakti
Seraya menyusun siasat dusta di bawah remang pagi

Mereka sembunyi di balik undang-undang nan bias
Berfatwa hukum tapi lupa pada batas 
Menggigil saat digugat manusia berjas
Namun tak gentar menertawakan firman yang jelas

Tuhan hanya mereka panggil saat malang
Saat rumahnya digoyang, saat dompetnya hilang  
Padahal setiap saat Dia menanti dengan tenang 
Namun doa mereka hanya suara yang terguncang

Aku tak benci pada pemerintah bijak
Tapi ngeri pada wajah-wajah munafik yang berpijak
Mereka mencium tangan demi jabatan apik
Lalu meludah ke langit kala hidupnya terbalik

Wahai manusia, tidakkah kau letih berdusta?  
Pada Tuhan yang melihat meski tiada suara?  
Ketika jasadmu kelak rapuh ditelan masa
Hanya satu yang tinggal—imanmu atau noda