Naskah ini telah lolos kurasi dan diterbitkan ke dalam buku yang berjudul "Noctellar

Noctellar: Puisi untuk Semua Malam di Tahun Ini

adalah kumpulan puisi pilihan dari para peserta Lomba Menulis Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh Bintang Nasional dan diterbitkan oleh Yumei Media Utama.


Resti Wahyuni
Buram

Ragaku bernafas menembus ruang terang namun gulita
Aku berdiri dari bawah cahaya berwarna walau kelabu
Menyelundup dari renyahnya tawa memecah sendunya mereka
Iya, mereka bukan aku, bukan pemilik tubuhku, bukan juga jiwa itu
Berlagak bodoh tapi hasratku angkuh
Seakan tak mengenal apa yang orang sebut duka
Nyatanya tak mungkin terang tanpa membakar lentera
Tapi apakah boleh kemudian aku sekedar bercerita
Atau kemudian tersedu meminta suaka
Hanya untuk aku dianggap juga manusia
Kenapa harus rupa yang mereka bahagiakan 
Kenapa harus harta yang mereka kayakan
Kenapa harus siapa yang mereka pertanyakan
Aku juga membaca apa yang mereka tuliskan
Aku bahkan telah mewujudkan apa yang mereka impikan
Tapi kenapa kalahku hanya karena seruang ini milikku
Tapi kenapa laguku tak didengar meski itu merayu
Aku yang kemudian sunyi dalam bisingnya hutan percintaan
Aku yang kemudian berselimut kerinduan yang alamatnya buram
Menghukumi diri meski kutau aku bisa berpaling
Mengepak sayap yang tak mungkin terbang
Berenang, tenggelam, lalu hilang"