Naskah ini telah lolos kurasi dan diterbitkan ke dalam buku yang berjudul "Noctellar

Noctellar: Puisi untuk Semua Malam di Tahun Ini

adalah kumpulan puisi pilihan dari para peserta Lomba Menulis Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh Bintang Nasional dan diterbitkan oleh Yumei Media Utama.


Negeri Yang Tidak Mendengar Suara
karya : Dinaji Pora Lase

Di tanah ini pernah tumbuh bunga,
Sangat harum mekar dipagi merdeka,
Kini... layu tanpa bersuara,
Tertimbun oleh debu janji yang sirna.

Di bawah mentari yang mulai redup,
Hanya tersisa bayang dan tubuh yang kurus,
Anak kecil seolah menatap langit yang semu,
Berharap memdapatkan pelukan dari ibu yang kelu.

Oh...tanah air, kenapa kau begitu bisu?
Mengapa jeritmu tak sampai ke telinga waktu?
Kami..kami!! berdiri meski tubuh ini rapuh,
Diatas... Luka yang terus membatu.

Gedung tinggi mencakar awan,
Tapi didalam kolong... mimpi digadaikan,
Bayi menangis amatlah pilu bukan karena hujan,
Tetapi karena suara yang tak pernah diangankan.

Oh tanah air ku.. Kenapa engkau seakan jauh?
Padahal... kami lahir dari rahimmu yang penuh peluh,
Kau beri kami nama, tetapi tidak arah,
Kau beri kami tanah, tapi tidak rumah.

Pemimpin duduk dalam kursi gemilang,
Mata mereka...Seolah tertutup oleh sorak yang membutuhkan,
Tidak terdengar lagi arti dari sorakan,
Dari rakyat yang hanya ingin hidup tenang.

Lagu kebangsaan masih dinyanyikan,
Namun tidak terdengar diperkampungan hilang harapan,
Wahai...tanah tumpah darah yang luka,
Berapa banyak lagi.. dusta yang harus kau telan tanpa suara?
Kami menunggu bukan sebagai pahlawan,
Tapi hati yang tak takut berkata : cukup untuk semua ini.
"